Demikian juga dengan guru yang terlilit utang, fenomena ini tentu saja memprihatinkan, karena guru adalah profesi yang paling mulia dan menjadi pahlawan tanpa tanda jasa. Faktor minimnya gaji guru bisa menjadi faktor utama, menurut data dari Kemendikbud rata-rata gaji guru honorer (Non-PNS) 50.000-350.000 per bulan, tergantung kemampuan sekolah masing-masing. jika diangkat PPPK, mereka dijanjikan gaji sebesar Rp. 2,9 juta per bulan, ditambah tunjangan dan sertifikasi. Sedangkan pada guru PNS terdapat beberapa golongan. Saat ini untuk golongan I dibayar 480 ribu sampai dengan 2,5 juta per bulan. Sedangkan untuk golongan tertinggi atau golongan IV dibayar 2,8 juta sampai dengan 5,6 juta per bulan. Hal ini tentu saja akan berdampak kepada kualitas pendidikan di Indonesia.
Ketika guru terlilit dan berurusan dengan pinjol, tentu saja akan berdampak kepada psikisnya dan dia akan menghadapi tekanan psikologis yang berat tentunya akan berdampak kepada kualitas mengajarnya
Namun menurut Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi keuangan oleh OJK 2022 juga menunjukkan adanya kesenjangan, meskipun tingkat inklusi sudah mencapai di atas 80% namun tingkat literasi masih di bawah 50%. Artinya jumlah masyarakat yang sudah dapat terjangkau layanan keuangan sudah relatif tinggi namun tingkat kecerdasan keuangan masih belum tinggi secepat pertumbuhan inklusi keuangan.
Fenomena Gaya Hidup
Kadangkala tidak semua orang berutang karena kekurangan, namun ada juga soal gaya hidup.
Konsumerisme, gaya hidup berorientasi kebendaan, di satu sisi. Namun ada pada sisi lain ada hubungan juga dengan pertumbuhan e-commerce dan kemudahan untuk berbelanja bayar kemudian (buy now pay later), sehingga kecenderungan orang berutang menjadi lebih besar karena ada faktor penarik dan kemudahan.