Penghuni Jannah Bersih dari Ghil
Dalam ayat lainnya, dengan begitu indahnya juga, Allah menggambarkan Jannah dalam Al-Qur’ān,
وَنَزَعْنَا مَا فِى صُدُورِهِم مِّنْ غِلٍّ ….
Dan Kami lenyapkan segala ghil yang ada dalam dada mereka….
(QS Al-Ḥijr, 15: 47)
Ketika manusia ahli Jannah akan memasuki Jannah, Allah katakan bahwa saat itu, Allah akan lenyapkan semua ghil, semua perasaan negatif yang ada dalam dada penghuni Jannah.
Salah satu alasan bahwa Jannah disebut Jannah adalah karena tidak ada satu pun penghuninya yang memiliki ghil di dalam hati mereka.
Jannah adalah Darussalam ‘Negeri Kedamaian’, tidak ada kedengkian, tidak ada kebencian, tidak ada pandangan merendahkan di dalamnya.
Terakhir, Allah menutup ayat dan doa tersebut dengan dua nama-Nya yang mulia,
رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفٌۭ رَّحِيمٌ.
“…Ya Tuhan kami, Sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.”
(QS Al-Ḥasyr, 59: 10)
Ar-Ra’uf diambil dari kata ra’fa yang bermakna salah satu jenis rahmat Allah yang khusus, rahmat Allah yang sangat lembut. Ra’fa adalah perwujudan rahmat yang paling kuat.
Dan para ulama Indonesia menerjemahkannya sebagai Allah Sang Maha Penyantun.
Sedangkan Ar-Rahim bermakna Sang Maha Penyayang, rahim adalah rahmat yang diberikan secara umum oleh Allah kepada semua makhluk sehingga sering diartikan sebagai kasih sayang Allah kepada makhluk-Nya.
Tags: khazanah, M. Tiza Nasution, PKS