3 Syarat yang Bisa Bikin Saya Nggak Mau Pilih PKS Lagi

1. Kalau Jadi Partai Juara Korupsi
Pertama, kalau berhasil menjadi juara pertama sebagai partai paling korup di Indonesia, maka saya akan keluar dari . Okelah, kalau syarat itu agak sulit, cukup tiga besar saja. Kalau misal masuk dalam jajaran tiga besar partai paling korup, maka sudah cukup menjadi syarat untuk say goodbye buat partai ini.

2. Jika Kader dan Aleg PKS Hanya Turun ke Masyarakat Hanya Jelang Pemilu
Syarat kedua, kalau kader atau anggota legislatif dari PKS hanya terjun ke masyarakat menjelang pemilu atau pilkada saja. Ini sudah cukup jadi alasan yang sangat kuat buat saya untuk tidak membersamai PKS lagi.

Sayangnya, syarat ini pun sulit terpenuhi. Pengalaman pribadi waktu tinggal di Karawang tahun 2009, PKS tidak menang. Namun saat banjir terjadi tahun 2010, struktur DPD memobilisasi kader dan simpatisan untuk membantu masyarakat yang kebanjiran, termasuk bikin dapur umum. Teringat ketua DPC yang baru dilantik beberapa minggu sebelumnya langsung memimpin rapat saat dia pulang kerja sebagai buruh pabrik.

3. Jika Perjuangan PKS Tak Lagi Selaras dengan Janji Kemerdekaan RI
Jika ternyata kader-kadernya masih juga terjun ke masyarakat, baik di daerah yang PKS menang maupun kalah, masih ada syarat lain untuk meninggalkan PKS: kalau perjuangan PKS tidak lagi selaras dengan janji kemerdekaan Indonesia.

Wah, ini agak sedikit berat pembahasannya. Tapi mari kita kulik. Apa janji kemerdekaan Indonesia? Ada di Pembukaan UUD 1945: memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.

Dalam memajukan kesejahteraan umum, PKS berjuang untuk membatalkan Omnibus Law yang merugikan kaum buruh, dan baru-baru ini juga berjuang untuk menunda legalisasi UU Kesehatan yang merugikan tenaga medis Indonesia khususnya hilangnya mandatory spending untuk sektor kesehatan.

Tentang mencerdaskan kehidupan bangsa, PKS mendesak pemerintah untuk melakukan pemerataan pendidikan dari sisi kualitas guru, kurikulum, infrastruktur fisik dan digital, mencegah diskriminasi pendidikan melalui evaluasi UKT (Uang Kuliah Tunggal), memperjuangkan kesejahteraan guru dan dosen mulai dari status kepegawaian, gaji dan jaminan sosial, menyeimbangkan anggaran PTN dan PTS di mana 90 persen perguruan tinggi adalah swasta, dan sebagainya.

Untuk hal melaksanakan ketertiban dunia, sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. PKS konsisten memperjuangkan kemerdekaan Palestina sejak lama, aktif mendorong pemerintah dan masyarakat dunia membantu menyelesaikan masalah di Afghanistan dengan pendekatan yang disebut sebagai Afghan-Led dan Afghan-Owned, termasuk juga mendorong penyelesaian konflik Arab-Saudi – Qatar.

Jadi, kalau mau membuat kader dan simpatisan PKS mencabut dukungannya di pemilu 2024 nanti, cukup usahakan salah satu dari tiga syarat ini terpenuhi. Tidak perlu semuanya.

Apakah PKS tidak punya kekurangan? Banyak. Karena PKS bukan partai malaikat, melainkan partai manusia. Tapi sejauh kekurangan itu adalah urusan pribadi, biarlah masing-masing bertanggung-jawab langsung kepada Allah. Asalkan, mereka terus konsisten berjuang untuk masyarakat Indonesia.***

Laman: 1 2 3

Tags: