Setelah Bukber, Bagaimana dengan Ngabuburit?

Ilustrasi

Istilah sendiri berasal dari singkatan kata kata bahasa Sunda, Ngalantung ngadagoan burit (): menunggu dan bersantai sebelum matahari terbenam. Kemudian kata diserap menjadi salah satu kata nasional yang digunakan untuk mendeskripsikan kegiatan menyenangkan yang dilakukan untuk menunggu waktu berbuka puasa. Seperti nongkrong sambil mendengar “konser” musik ditempat santai sambil menunggu magrib. Atau hunting mencari takjil untuk berbuka puasa. Atau kalau di wilayah kecamatan satelit, anak anak muda menggunakan motor dan berkumpul ditempat eksotis mewah (mepet sawah). Tapi bagi anak anak milenial, tidak sedikit yang menghabiskan waktu dengan mager di tempat tidur sambil main game.

Bagi yang memahami dahsyatnya waktu ashar sampai magrib, mereka ngabuburitnya di rumah saja. Mereka memanfaatkan quality time dengan bercengkrama bersama keluarga, kemudian berdoa bersama menjelang saat berbuka. Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad Saw bersabda:

“Tiga orang yang doanya tidak tertolak: pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai ia berbuka, dan doa orang yang terzalimi, Allah akan mengangkatnya di bawah naungan awan pada hari kiamat, pintu-pintu langit akan dibukakan untuknya seraya berfirman: Demi keagungan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu meski setelah beberapa saat.” (HR At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad. Hadits hasan.)

Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash juga meriwayatkan, dia mendengar Rasulullah SAW bersabda:

Laman: 1 2 3

Tags: ,