Tips Menghindari Anak dari Pelecehan (Bagian Pertama)

PKS Kepri -Kekerasan seksual yang marak terjadi di tahun-tahun terakhir terjadi bukan karena faktor eksternal saja, namun juga banyak dipengaruhi oleh rapuhnya benteng di dalam keluarga itu sendiri. Faktor internal inilah yang menurut Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) DPW PKS Kepulauan Riau, Suryani menjadi celah yang menganga yang justru ikut andil menjadi penyebab buah hatinya mendapat serangan kekerasan seksual.

“Ternyata kelemahan internal yang menjadi faktor dominan terjadinya kekerasan seksual,” ulas Suryani di Batam, Selasa (24/11).

Suryani pun berbagi tips untuk menguatkan pemahaman keluarga agar keturunannya bisa terhindar dari bahaya kejahatan seksual, terlebih kepada anak-anak. Tips tersebut berisi sembilan cara yang bisa dijadikan ikhtiar untuk melindungi buah hati dari pelecehan.

Pertama adalah menanamkan keimanan dan ketakwaan sejak dini kepada anak-anak. Untuk bisa menanamkan keimanan, maka orang tuanya dituntut untuk memiliki ketakwaan terlebih dahulu, karena anak akan mencontoh perilaku orang-orang yang ada di dekatnya.

Kedua yaitu mengajarkan tentang batasan-batasan aurat, terutama kepada anak-anak perempuan. Hal ini penting karena menurut Suryani sumber pelecehan dikarenakan syahwat, dan menutup aurat adalah bagian dari benteng pertahanan yang ampuh. Setelah tahu batasan bagian tubuh yang harus ditutup, buah hati kita juga harus diperkenalkan dengan konsep muhrim dan non muhrim.

“Kan ada istilah terjadinya kejahatan bukan karena niat saja, namun juga karena adanya kesempatan,” tambahnya menirukan pesan Bang Napi.

Sedang tips yang ketiga menurutnya ialah memisahkan tempat tidur anak laki-laki dan perempuan saat berumur 10 tahun. Keempat, membatasi akses internet, baik game, media sosial dan lainnya. Untuk itu dituntut orang tua yang juga melek teknologi agar bisa mendampingi anak-anaknya dalam mengakses internet yang sehat.

Ia mengingatkan sekarang sudah banyak tugas-tugas dari guru yang dicari dengan menggunakan internet. Apabila orang tua membiarkan buah hatinya mencari sendiri dikhawatirkan setelah mendapatkan tugas dari gurunya, mereka akan mengunjungi situs-situs yang merusak moral anak-anak kita. (NRA)