SERIAL ADAB BERTEMAN DAN BERUKHUWWAH (Bagian 1)

Ilustrasi. detik

a. Berukhuwwah adalah perintah Allah dan sunnat RasulNya

Allah Swt melalui RasulNya memerintahkan kaum muslimin untuk bersaudara dan saling mendekat satu sama lain. Dan sebaliknya melarang mereka untuk saling membenci, memutus hubungan serta saling iri dan dengki. Perbuatan-perbuatan tersebut dapat berakibat dosa bagi seorang hamba. Rasulullah Saw bersabda:

وَعَنْ أنَسٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عليهِ وسلم: لاَتَقَاطَعُوا وَلاَتَدَابَرُوا وَلَاتَبَاغَضُوا وَلاَتَحَاسَدُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إخْوَانًا ، وَلاَيَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أنْ يَهْجُرَ أخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثٍ. (مُتَّفَقٌ عَلَيْه)ِ .

Artinya: Anas r.a. berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Jangan putus-memutus hubungan dan jangan saling membelakangi dan jangan saling membenci, dan jangan saling menghasud dan jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara. Dan tidaklah dihalalkan bagi seorang muslim memboikot saudaranya sesama muslim lebih dari tiga hari.” (HR Bukhari dan Muslim).

b. Ukhuwwah itu adalah nikmat dan rahmat dari Allah Swt

Ketika dua orang atau beberapa orang muslim dapat bersaudara dengan baik, akrab, dekat, saling menolong, peduli, menghormati dan lain sebagainya, maka itu adalah sebuah nikmat yang sangat besar dari Allah Swt. Karena kebanyakan manusia tabiatnya justru susah untuk saling dekat dan lebih mudah untuk bermusuhan. Sedikit saja ada perbedaan pendapat atau cara pandang yang tidak sama, maka perselisihan akan sangat mudah terjadi.

Tetapi, dengan adanya Islam yang merupakan kasih sayang Allah Swt kepada hambaNya, orang-orang yang bermusuhan-pun bisa berubah drastis menjadi orang yang bersaudara. Begitulah yang dialami oleh kaum Anshar (penduduk Madinah) yang pernah bertahun-tahun saling berperang dan membunuh. Namun kemudian ketika Islam masuk ke Madinah dan mereka menjadi kaum muslimin, maka suasana menjadi berubah. Dan mereka berganti dari permusuhan menjadi persaudaraan. Allah Swt berfirman:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ لَكُمْ ءَايَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ. (آل عمران: 103).

Artinya: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”. (Q.S. Ali Imron:103)

Ayat ini menegaskan perintah Allah Swt kepada orang-orang beriman untuk bersatu dan tidak berpecah-belah. Dan itu adalah salah satu aplikasi dari ukhuwwah (persaudaraan). Dan Allah Swt juga menegaskan bahwa karena nikmat dan karunia dariNya-lah sehingga kaum muslimin bisa bersaudara. Kalau nikmat itu dicabut, bisa saja sesama kaum muslimin terjadi pertikaian dan pertumpahan darah.

Laman: 1 2 3 4

Tags: , ,