Menghabiskan Akhir Pekan di Museum Raja Ali Haji di Kota Batam

Museum Raja Ali Haji Batam Centre. (f/seniberjalan)

Dari kejauhan ini terlihat seperti bangunan masjid, karena memiliki beberapa kubah dan menara.

Begitu juga corak bangunan yang keseluruhan berwarna putih. Bagian depan juga terdapat mimbar bersejarah pelaksanaan MTQ Nasional 2014 lalu.

Pada pintu masuk pengunjung disambut dengan miniatur kayu kapal berbendera belanda. Kapal ini sepertinya kapal perang Belanda, bagian kiri dan kanannya terdapat meriam.

“Ini memang kapal Belanda, yang dihancurkan oleh kerajaan Lingga karena melanggar perjanjian perdagangan,” kata Putra, salah seorang petugas bercerita.

Untuk menyusuri , pengunjung hanya perlu mengisi buku tamu. Bangunan ini berbentuk memanjang dan melengkung.

Pengunjung bisa mulai menelusuri dari kiri atau kanan lorong. Sebelum masuk lorong juga terdapat beberapa benda peninggalan bersejarah Melayu.

Seperti benda Lilin Sambang, yang digunakan saat calon mempelai berendam dalam prosesi pernikahan.

Kemudian ada juga replika Nasi Besar, yakni nasi yang disajikan dalam hajatan besar untuk menandakan kehalusan karakter orang Melayu.

Lalu ada juga Bangkeng atau Rukop, alat ini berguna sebagai lemari pakaian wanita dan banyak benda bersejarah lainnya.

Di sepanjang bangunan berbentuk lorong ini terpajang foto-foto jadul sejarah Kota di dinding bangunan.

Mulai dari foto tokoh melayu, benda bersejarah hingga foto-foto kondisi dahulu kala.

Di setiap panjangan foto terdapat penjelasan singkat dalam Bahasa Indonesia dan Inggris.

Pajangan foto lama itu menceritakan sejarah panjang Kota Batam. Setiap foto dikelompokan di dinding yang berbeda-beda.

Mulai dari masa Belanda, Jepang, Kemerdekaan, kota administratif, masa Nong Isa hingga masa Otorita Batam (sekarang BP Batam) saat ini.

Laman: 1 2 3

Tags: , , ,