Menurut Machmur, bagi suku laut atau suku asli melayu yang tinggal di kapal kayu secara nomaden, Teluk Jodoh dianggap sebagai tempat suci memulai pernikahan atau berumah tangga.
“Bagi suku laut, jika ada yang kawinkan anaknya, dia pergi ke daerah Jodoh, kawinkan disana,” kata Machmur.
Bikin Penasaran Orang Jepang
Kepopuleran nama Nagoya di Batam ternyata telah juga terdengar hingga ke Jepang, khususnya bagi warga Kota Nagoya, kota terbesar keempat di Jepang. Pada akhir tahun 2017 lalu, seorang kru televisi local di Kota Nagoya, yaitu Tokai TV membuat liputan untuk mencari tahu asal muasal nama Nagoya di Batam.
Machmur Ismail adalah salah satu narasumber televisi Jepang yang diwawancarai untuk menambah kasanah asal muasal nama Nagoya.
“Sekarang ini ada semacam hubungan antara Nagoya Jepang dan Kota Batam, karena orang Jepang turut membangun, ada rasa memiliki orang Jepang disini, kita juga merasa harus terima kasih,” kata Machmur.
Menurut Machmur, penamaan Nagoya ini hanya bersifat informal saja, bahkan siapapun yang menjabat Walikota Batam juga selalu menyebut nama kawasan itu sebagai Nagoya dalam setiap sambutan atau kata pengantar yang disampaikan dihadapan tokoh masyarakat seperti dirinya, namun tidak pernah masuk secara formal dalam susunan nama-nama daerah di Batam.
Diyakini sebagai daerah “Kepala Naga” dalam Mitos China
Saat membangun Batam pertama kali untuk kawasan industry pada tahun 1970-an, Menteri Ristek dan Teknologi yang juga merangkap Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) BJ Habibie memboyong banyak anak-anak muda yang berkualifikasi “orang pintar” ke Batam.